- Lalu dibawah ini balasan dari Dr. Bert Supit (Tomohon) menenai Jalan Sam Ratu Langi 26-28, Jakarta Pusat, itu tertanggal Selasa Maret 31, 2009, 11:59 AM
Wah Lani..., what you (or Tabloid Manado?) have just raised is really 'appaling'. I knew from the history of our independence that the place mentioned was the centre of the perjuangan KRIS. This should indeed be sustained as a monument of the contribution of orang2 Sulawesi yang kebanyakan orang Minahasa to Indonesia's independence.Kita ada perhatikan dari dulu bahwa ironis sekali generasi sekarang hampir tidak menghargai lagi sejarah, dan hanya sibuk dengan segala macam 'tetebengek' globalisasi dll. Maaf....kita stou so talalu emosi...!!!Sebab itu torang orang2 tua di Tomohon mulai kacili2 dengan mendirikan Perpustakaan Minahasa di Tomohon, supaya generasi skarang dan yad tidak lupa sejarah. Lihat jo itu gedung 'Minahasa Raad'. Kalau tidak diingatkan oleh seorang Prof. Bruno dari Jerman yang pernah kase kuliah di Unsrat waktu Hanny Waworoentoe masih rektor. Ia pernah bicara pa torang (beberapa orang), bahwa dia sedih melihat gedung bekas Minahasa Raad so jadi tampa yang kotor dan menyedihkan. Untung jo ada Hanny dan Adri Lapian dan torang dari MAM dapat membantu bekerja sama dengan Gubernur SHS yang sangat bersemangat untuk lestarikan 'THE LANDMARK OF DEOCRACY' in Manado. Dan skarang tempat itu somo dikembalikan kepada identitasnya yang asli. Hidop....!!! Kembali tentang lokasi di Jln Sam Ratulangi Jakarta, menurut kita KKK di Jakarta harus ambil inisiatif menjadikan lokasi itu juga sebagai landmark torang (your father's generation) dari Sulawesi (Minahasa) - KRIS pe kontribusi kepada sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Jangan dibiarkan. Betul...bicara dengan Gubernur SHS dan Gubernur Jakarta. Tapi prakarsa dan usaha harus dari torang, termasuk SBNers terutama yang ada di Jakarta...OK???Pakatuan Wo Pakalawiren...!!!
- BAS